Kegiatan Kami membawa kain putih untuk masyarakat yang setuju dengan gerakan membuang sampah pada tempatnya , yaitu dengan cara mereka tanda tangan di kain tersebut.Dan juga kami menyediakan kantong plastik hitam untuk mengajak masyarakat sekitar untuk membuang sampah pada tempatnya, dan kami juga memungut sampah yang berserakan di sepanjang jalan. ratapada setiap kompisisi desainya, sehingga terbentuk visual yang harmoni dan seimbang. Pembagian ini dapat diperhatikan melalui sumbu pusat. Pada prinsip desain ini terdapat dua jenis, yaitu simetris dan asimetris. Penulis dapat menggunakan komposisi simetris. 3. Emphasis Emphasis dalam penyampaian pesan cukup penting, hal ini dapat KelainanMetabolisme Protein. Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Gangguan metabolisme protein menyebabkan ketidakseimbangan zat-zat dalam tubuh. Protein merupakan sumber energi bagi tubuh. cash. 10 April 2022 91 Views MEDIA CENTER, Palangka Raya – Camat Pahandut Berlianto, mengajak masyarakat di wilayahnya, untuk aktif. melaksanakan gerakan sadar buang sampah pada tempatnya. Mengapa hal itu penting dilakukan kata dia, tidak lain mengingat kondisi Kota Palangka Raya saat ini masih dalam iklim tidak menenu. Terkadang kerap hujan dan panas. Maka itu perlu kiranya gerakan tersebut dilakukan bersama-sama, sebagai upaya meminimalisir penumpukan sampah yang bisa menyebabkan genangan air maupun berbagai jenis penyakit lainnya. “Tingkatkan kesadaran dengan membuang sampah pada tempatnya serta peduli akan kebersihan lingkungan. Ini demi mencegah segala penyakit yang kerap menyerang. Seperti halnya penyakit demam berdarah dengue DBD,” ungkap Berlianto, Jumat 8/4/2022. Tidak bisa dipungkiri kata dia, permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah. Namun pemerintah tidak bisa mengatasi sendiri tanpa didukung peran serta masyarakat. “Intinya, kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya, adalah salah satu bentuk komitmen yang kuat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih. Tak hanya dipertahankan, juga perlu untuk kita ajarkan kepada anak-anak,” tuturnya. Berlianto berpandangan, kawasan lingkungan yang bersih, pola hidup bersih, dan sehat akan dapat dirasakan manfaatnya. Lingkungan akan terbebas dari pesebaran nyamuk dan penyakit lainnya. “Bila setiap orang saling peduli, maka dapat mewujudkan lingkungan Kota Palangka Raya yang benar benar bersih serta sesuai dengan julukannya Kota Cantik,” tutupnya. MC. Isen Check Also Jelang Iduladha 1444 H, Pemko Intensifkan Operasi Pasar LPG MEDIA CENTER, Palangka Raya – Hari Raya Iduladha 1444 Hijriah terhitung tinggal beberapa hari lagi. … sisa makanan, kertas pembungkus makanan kecuali styrofoam, kayu, tisu, dan daun-daun. Sampah anorganik Sesuai dengan namanya, sampah anorganik tidak dapat terurai secara alami seperti sampah organik. Nama lain dari sampah jenis ini adalah sampah kering. Sampah-sampah tersebut biasanya terdiri dari plastik, besi, barang pecah belah kaca, keramik, dan tembikar, serta peralatan elektronik. Sampah B3 B3 adalah singkatan dari “bahan berbahaya dan beracun”. Sampah jenis ini biasanya berasal dari komponen yang dapat mencemari lingkungan sehingga tidak bisa Anda buang sembarangan. Beberapa contoh sampah B3 meliputi detergen, produk pembersih rumah, semir sepatu, racun tikus, dan zat kimia lainnya amonia, asam asetat, formalin, dan lainnya. 2. Pisahkan sampah sesuai jenisnya Sebelum buang sampah di rumah, sebaiknya kelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya. Misalnya, jangan menggabungkan sampah organik dengan anorganik. Maka itu, tidak ada salahnya menyediakan beberapa tempah sampah untuk menampung sampah yang berbeda. Cara ini akan membantu menentukan ke mana sampah akan Anda buang. Contohnya, apakah sampah akan didaur ulang, dikubur, atau dibuang ke tempat pembuangan khusus? 3. Buang sampah pada tempat yang sesuai Setelah dipilah-pilah, sekarang Anda bisa lebih mudah untuk memutuskan apakah ingin mendaur ulang atau buang sampah tersebut. Bingung bagaimana cara menyalurkan sampah sesuai jenisnya? Berikut tipsnya Cara membuang sampah organik Untuk sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan, Anda bisa mengolahnya menjadi pupuk kompos. Dengan cara ini, Anda menjadikan sampah-sampah di rumah lebih bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Hati-hati, tidak semua sampah organik bisa didaur ulang menjadi pupuk. Menurut laman Environmental Protection Agency, inilah beberapa sampah yang sebaiknya tidak dijadikan pupuk produk olahan susu mentega, susu, yoghurt, telur, lemak dan minyak, daging dan tulang, dan kotoran hewan. Sebaiknya, pisahkan sampah-sampah di atas dari sampah yang akan Anda jadikan pupuk. Buanglah di tempat khusus atau hubungi jasa pengolahan sampah terdekat. Cara membuang sampah anorganik Sebelum sampah anorganik buru-buru Anda buang, sebaiknya coba pertimbangkan mendaur ulang menjadi barang yang berguna, bahkan memiliki nilai jual. Ambil contohnya, sampah botol plastik bisa Anda bersihkan dan dijadikan pot tanaman. Namun, apabila Anda tidak punya banyak waktu, saat ini sudah banyak komunitas yang menerima pembuangan sampah anorganik untuk didaur ulang. Perhatikan juga apakah sampah-sampah anorganik yang tak terpakai masih layak untuk didaur ulang atau tidak. Pastikan sampah tersebut masih dalam kondisi cukup baik. Cara membuang sampah B3 Sampah B3 tidak boleh Anda buang bersamaan dengan sampah organik atau anorganik. Biasanya, sampah jenis ini dibuang ke tempat pembuangan khusus sampah berbahaya. Akibat buang sampah sembarangan Selain membuat lingkungan tempat tinggal tampak kotor dan kumuh, membuang sampah sembarangan juga dapat menimbulkan beragam bahaya untuk kesehatan. Berikut adalah beberapa risiko yang harus dihadapi jika Anda sering membuang sampah sembarangan tidak pada tempatnya. 1. Pencemaran tanah Tumpukan sampah yang berserakan di jalanan bukanlah pemandangan baru lagi buat orang Indonesia. Namun sadar atau tidak, kebiasaan buruk ini dapat membawa petaka bagi kesehatan tubuh. Ambil contoh sampah botol air minum plastik. Ketika terurai di dalam tanah botol plastik ini akan melepaskan DEHA, bahan kimia yang diduga dapat mengakibatkan kontaminasi saat terurai. Zat tersebut berisiko menjadi karsinogen yang bisa mengakibatkan masalah pada organ reproduksi, gangguan hati, dan lain sebagainya. 2. Pencemaran air Pencemaran air merupakan salah satu isu darurat di Indonesia. Dalang utama dari pencemaran air sebagian besar adalah sampah rumah tangga, limbah cucian piring dan baju, kotoran hewan, residu pestisida dan minyak, hingga kontaminasi obat-obatan medis. Konsumsi jangka panjang dari air yang terkontaminasi sampah ini menunjukkan dampak nyata pada kesehatan manusia. Beberapa penyakit yang terkait dengan buang sampah di perairan adalah kolera, diare, disentri, hepatitis A, infeksi kulit, dan keracunan timbal. Tak hanya manusia yang menanggung akibatnya. Jika Anda terbiasa buang sampah di kali, laut, sungai, atau perairan lainnya, ini juga akan mengancam keselamatan habitat dan ekosistem di dalamnya. 3. Pencemaran udara Demi alasan kepraktisan, banyak orang yang lebih memilih untuk membakar sampah rumah tangga ketimbang membuangnya. Padahal, asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah tidak hanya dapat terhirup langsung oleh Anda, tapi juga akan menempel pada benda, tanah, dan tanaman di sekitarnya. Anda mungkin saja terpapar zat kimia yang berasal dari asap pembakaran tersebut ketika memakan buah, sayuran, atau menyentuh benda-benda yang terkena asap tersebut. Bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh akan mengakibatkan batuk, sesak napas, sakit kepala, dan infeksi mata. Itulah pentingnya buang sampah dengan baik dan benar, serta beberapa tips mengelola sampah yang bisa Anda terapkan mulai dari sekarang. Dengan mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS, Anda tak hanya melindungi diri dari risiko kesehatan, namun juga turut memelihara kebersihan lingkungan. Gaya Hidup Thursday, 01 Jun 2023, 1140 WIB Apa itu sampah? Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Makhluk hidup seperti manusia selalu mencemari lingkungan karena tingkah lakunya, karena membuang kotoran akibat proses pencemaran dan metabolismenya. Saat ini Indonesia berada di peringkat kedua negara penghasil sampah plastik di laut terbanyak di dunia. Hal ini berdasarkan laporan dari Dr. Jenna Jambeck yang dilakukan pada tahun 2015. Luar biasa, bukan? Sebagai generasi muda Indonesia, seharusnya kita turut prihatin dengan keadaan bangsa kita ini. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Bayangkan, dalam penghitungan sampah yang dilakukan saat kegiatan Java Jazz Festival 2016 yang dinamai Less Waste More Jazz selama tiga hari mencatat 7,5 ton sampah yang dihasilkan. Angka sebesar itu merupakan banyaknya sampah yang dihasilkan pengunjung yang datang untuk menonton festival tersebut. Tidak hanya itu, fakta mengejutkan lainnya ialah, penyumbang terbesar sampah berasal dari sampah rumah tangga, di mana setiap rumah memiliki peran dalam menghasilkan banyak sampah setiap harinya. Keadaan ini lebih diperparah dengan perilaku masyarakat Indonesia yang kurang peduli terhadap lingkungan. Perilaku sering membuang sampah yang tidak pada tempatnya, semakin membudaya. Padahal perilaku tidak ramah lingkungan ini memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan merusak lingkungan. Sayangnya sebagian besar masyarakat belum sadar akan bahaya yang ditimbulkan dari perilaku membuang sampah sembarangan ini. Sampah yang menumpuk akibat perilaku buang sampah sembarangan akan mencemari lingkungan. Lingkungan akan terlihat kumuh karena terkotori sampah. Selain itu sampah yang menumpuk menimbulkan bau busuk yang mengganggu. Tumpukan sampah juga berbahaya bagi kesehatan. Sampah merupakan sarang kuman yang menyebabkan penyakit seperti diare, kolera, disentri, gatal-gatal dan lain-lain. Adanya kesadaran dari masyarakat tentang masalah sampah sangat penting. Revolusi budaya buang sampah sangat diperlukan untuk mengurangi dampak dari perilaku buang sampah sembarangan yang sudah kita lakukan selama ini, dan gerakan zero waste akan sangat membantu. Apa itu zero waste? Zero waste ialah gerakan untuk menyelamatkan lingkungan. Zero artinya nol, kosong, atau bebas, sedangkan waste artinya sampah. Jadi zero waste adalah gerakan untuk meminimalisasi timbulnya sampah, bahkan jika memungkinkan tidak menghasilkan sampah sama sekali. Bagaimana caranya tidak menghasilkan sampah? Padahal aktivitas kita sehari-hari saja sudah menghasilkan sampah. Contohnya, saat kita berbelanja kita menggunakan kantong plastik yang hanya sekali pakai setelah itu dibuang dan menjadi sampah. Padahal, sampah plastik memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai. Alangkah baiknya jika kita beralih ke dari penggunaan kantong plastik ke penggunaan tas kain, yang tidak hanya sekali pakai. Gerakan zero waste dapat juga dilakukan dengan memilah sampah, lalu mendaur ulangnya. Sampah dipilah menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah Organik degradable, yaitu sampah basah atau sampah yang mudah terurai seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah anorganik undegradable adalah sampah kering atau sampah yang tidak mudah terurai dalam waktu yang singkat. Contohnya adalah kantong plastik, gelas plastik, bohlam lampu, barang pecah belah, sampah medis, sampah industri. Gerakan zero waste ini sejalan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo nomor 16 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah. Dalam Pasal 11, yang berbunyi “Dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan meliputi penyediaan tempat sampah dan pembuangan sampah ke TPS serta membayar retribusi sesuai ketentuan yang berlaku.” Cara mengelola sampah yang berwawasan lingkungan dijelaskan dalam Peraturan Daerah tahun 2011 pasal 17, “usaha pengelolaan sampah meliputi 3R, yaitu reduce mengurangi sampah, reuse memanfaatkan sampah, recycle mendaur ulang sampah.” Gerakan zero waste ini sudah mulai diterapkan di RT2/6 Kampung Gawanan Sukoharjo. Setiap rumah memilah sampah rumah tangga masing-masing, baik berupa sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik berupa kertas, barang pecah belah, plastik, dan besi dikelola dengan cara ditabung di Bank Sampah Tiga Melati. Bank sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomis. Dengan menabung di bank sampah, masyarakat tidak hanya membuang sampah, tetapi juga mendapatkan uang dari hasil menabung sampah di bank sampah tersebut. Lalu sampah organik bisa dimanfaatkan dengan menjadikannnya kompos menggunakan komposter. Komposter adalah suatu alat yang digunakan untuk menguraikan sampah yang mudah terurai secara biologi menggunakan bakteri pengurai sampai terbentuk pupuk organik[8]. Pengomposan adalah proses penguraian sampah yang mudah terurai secara biologi menjadi pupuk organik.[9] Sampah organik dimasukkan ke dalam komposter, lalu selang beberapa waktu kemudian akan menjadi pupuk cair dan pupuk organik. Pupuk tersebut bisa digunakan untuk memupuk tanaman sayur mayur, tanaman bumbu, dan sebagainya. Hasil dari cocok tanam tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas gizi keluarga karena tanaman ditanam secara alami dengan menggunakan pupuk organik bukan pestisida. Lalu apa yang akan kita dapatkan dengan semua usaha tadi? Usaha tidak akan mengkhianati hasil, begitu orang bijak mengatakan. Jika kita berhasil menerapkan semua itu dalam kehidupan sehari-hari, maka bangsa Indonesia tidak hanya bersih lingkungannya tetapi juga memiliki rakyat yang cerdas dalam mengelola lingkungan dan kita akan terlepas dari budaya membuang sampah sembarangan yang sudah menjadi kebiasaan kita. Indonesia akan terbebas dari masalah sampah selama-lamanya. Kampung Gawanan sebuah kampung kecil di Kabupaten Sukoharjo telah berhasil membuktikan bahwa zero waste bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Inti dari gerakan ini adalah kita harus mengubah perilaku kita menjadi lebih peduli terhadap lingkungan. Pada era saat ini, sebagai generasi muda yang akan memegang kendali kehidupan dalam masyarakat di masa yang akan datang, maka sudah sepantasnya bagi kita untuk menjadi generasi yang bijak dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah ikut dalam gerakan menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan kita sudah jauh dari yang namanya bersih dan asri karena tercemari berbagai macam polusi dan limbah. Kepedulian terhadap lingkungan itu mungkin bentuknya sangat sederhana dan mudah dilakukan, misalnya memungut dan membuang sampah pada tempatnya atau mengolah sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat. Jika itu terus dilakukan, maka lambat laun kepedulian itu akan menjadi kebiasaan kita, sehingga kita tidak akan merasa nyaman bila sehari saja tidak melakukan sesuatu yang baik bagi lingkungan. Zero waste menggerakkan kita untuk peduli. Memupuk empati, sehingga kepekaan memahami situasi dan kondisi orang lain tetap ada, walaupun dalam bentuk yang sederhana. Jika hal-hal tersebut diterapkan khususnya untuk generasi muda maka akan terus terwujud dan tercipta aktivis-aktivis muda yang peduli akan lingkungan. Revolusi budaya buang sampah dengan gerakan zero waste dapat kita mulai dari diri kita sendiri, dari usaha yang paling kecil, dan dimulai sekarang juga untuk Indonesia yang lebih baik di masa mendatang. gerakanzerowaste Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Gaya Hidup

gerakan membuang sampah pada tempatnya